Berapa Biaya Marketing yang Pas untuk Bisnis Kecil? Simak Penjelasannya di Sini!

Berapa Biaya Marketing yang Pas untuk Bisnis Kecil? Simak Penjelasannya di Sini!

PENULISKONTEN.ID - Banyak pemilik bisnis kecil atau UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) yang bertanya, “Berapa banyak biaya marketing yang pas untuk bisnis berukuran kecil? Takutnya kebanyakan, atau malah kurang.” 

Well, pertanyaan ini sangatlah umum sebenarnya, tetapi cukup susah juga untuk dijawab. Sebab, tidak ada yang tahu persis bagaimana menghitung biaya marketing yang pas itu. 

Banyak pakar bisnis yang menyarankan untuk memakai aturan 5% dari penghasilan alias revenue. Ya, mungkin Anda bisa menggunakan persentase tersebut sebagai biaya yang harus dikeluarkan untuk marketing. Meski sebenarnya, aturan ini nggak standar juga, lantaran ada banyak faktor yang dapat memengaruhi strategi marketing di setiap industri.

Contohnya saja, perusahaan yang bergerak di bidang jasa seperti firma hukum, dilihat dari data yang ada, cenderung mengeluarkan 7% dari pendapatannya untuk marketing, sedangkan bisnis barang konsumen harus mengeluarkan biaya marketing sampai 22%. Sedangkan, industri lainnya ada di kisaran 2-5%.

Biaya marketing memang wajar dikeluarkan demi bisa melejitkan bisnis. Namun, hal ini tidak mutlak berlaku untuk setiap bisnis. Anda bisa saja tidak memberlakukan persentase ini, jika memang tidak diperlukan. 

Walaupun demikian, marketing tetaplah penting untuk entitas bisnis apa pun, baik itu industri, bisnis kecil, UMKM dan lainnya. 

Untuk memudahkan Anda menemukan biaya marketing dalam skala bisnis berukuran kecil yang tepat, maka ikutilah langkah-langkah di bawah ini.

Langkah 1: Pilih Strategi Pemasaran yang Sesuai dengan Tingkat Pertumbuhan Usaha Anda

Tingkat pertumbuhan usaha ini dapat diketahui dari tujuan bisnis tersebut. Contohnya apakah Anda pemilik perusahaan baru yang ingin memperoleh market share? Atau perusahaan lama yang ingin memperkuat market share yang ada? Atau Anda memiliki banyak modal untuk marketing sehingga dapat memperoleh customer baru dan menyingkirkan pesaing lainnya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas haruslah Anda ketahui dan pahami terlebih dahulu. Penguasaan market share (pangsa pasar) merupakan hal yang penting dan berkaitan dengan merek dan cara pemasaran bisnis masing-masing. Contohnya saja perusahaan Indofood yang memiliki market share sampai 71% untuk produk mi instan.

Keuntungan memiliki market share yang tinggi ini adalah mudahnya produk Anda diterima masyarakat, dapat menjadi acuan untuk memperoleh investasi karena perkembangan bisnis yang terjamin dengan baik, brand diketahui serta diingat dengan baik, dan lainnya.

Penguasaan market share ini juga bisa dilihat sebagai peluang atau hambatan untuk masuk di industri tertentu. Namun, bukan berarti usaha baru tidak bisa masuk. Hanya saja dibutuhkan usaha dan modal yang besar untuk melakukannya.

Bisnis baru biasanya harus mau membakar uang sebagai biaya marketing dan melakukan promosi besar-besaran untuk menarik minat pembeli sehingga akhirnya memiliki pangsa pasar sendiri. Anda bisa memperhatikan hal ini satu atau beberapa tahun yang lalu ketika OVO masuk dengan strategi marketing besar-besaran diikuti promo dan cashback untuk memperoleh market share di bidang e-wallet di Indonesia.

Cara ini lazim digunakan dan hukumnya sah-sah saja. Cara ini jika dilakukan dengan baik maka bisa memperoleh pangsa pasar dalam waktu cepat sekaligus menyingkirkan pesaing lainnya. Namun, jika usaha Anda sudah berjalan cukup lama, maka biaya marketing yang dikeluarkan bisa lebih sedikit karena tujuannya adalah untuk menjaga market share dan membuat pelanggan tetap puas akan produk dan layanan yang diberikan.

Langkah 2: Tentukan Nilai Umur Pelanggan Anda (CLV: Customer Lifetime Value)

Nilai umur pelanggan merupakan salah satu indikator yang biasa dipakai perusahaan. Indikator ini merupakan salah satu faktor yang menentukan kesuksesan suatu usaha. Umur pelanggan yang dimaksud bukan dari tahun lahir ya, namun berapa lama pelanggan tersebut memakai produk Anda.

Menghitung CLV dengan baik dapat memberikan gambaran kepada Anda, seberapa besar usaha dan modal yang akan dikeluarkan untuk memperoleh pelanggan baru. Hal ini mungkin kurang berlaku bagi UMKM. Namun, tidaklah salah menerapkan hal ini karena dapat memberikan manfaat yang besar untuk jangka panjang.

Setelah memperoleh CLV yang sesuai maka sesuaikan dengan budget dan teknik marketing yang akan digunakan untuk memperoleh pelanggan baru tersebut. Untuk meningkatkan hal ini, Anda bisa memakai promosi, diskon, cashback, beli satu gratis satu dan lainnya.

Bagaimana jika tidak bisa menentukan CLV?

Anda sudah berusaha menemukan hal ini, namun ternyata tidak bisa menemukan angka yang tepat. Jika hal ini terjadi maka penentuan biaya marketing untuk bisnis berukuran kecil tersebut bisa dilakukan dari tabel yang disediakan oleh Deloitte berikut ini.

Sumber: vtldesign.com


Tabel di atas bisa dijadikan sebagai acuan untuk Anda mengeluarkan biaya marketing untuk masing-masing lini bisnis. Tentunya Anda bisa memakai modal lebih besar atau kecil tergantung kepada kebutuhan masing-masing, seperti bujet yang ada, keadaan keuangan, strategi pertumbuhan bisnis, pesaing, dan lainnya.

Namun, jika Anda berusaha untuk menjaga market share yang ada, maka gunakan persentase yang lebih kecil dari tabel tersebut. Tapi, jika tujuannya adalah menguasai market share, maka gunakanlah dua sampai tiga kali lipat dari tabel di atas.

Nah, semoga artikel ini bermanfaat ya.

Jika Anda membutuhkan bantuan untuk membuat strategi marketing bisnis, PenulisKonten.id dapat membantu Anda untuk hal-hal yang terkait dengan digital marketing, social media marketing, dan branding.

Silakan email kami, ataupun menghubungi kami via WhatsApp.

0 komentar

Apa pendapat Anda?