Kebiasaan Buruk Penulis Online yang Diam-Diam Bikin Produktivitas Turun

Kebiasaan Buruk Penulis Online yang Diam-Diam Bikin Produktivitas Turun

Penulis online sering menjalani hari kerja yang kelihatannya normal. Buka laptop, baca brief, cari referensi, lalu mulai menulis. Waktunya tidak singkat, aktivitasnya juga jelas, tapi hasil tulisan yang selesai kadang enggak sebanding dengan waktu yang dipakai.

Yah, bukan soal malas atau kurang serius sebenarnya. Tapi, ada pola kerja yang bikin proses menulis jadi kurang efisien. Pola kerja ini enggak disadari karena terasa biasa saja.

Kebiasaan Penulis Online yang Bikin Nggak Produktif

Kebiasaan Buruk Penulis Online yang Diam-Diam Bikin Produktivitas Turun

Produktivitas seorang penulis online sering turun karena hal-hal kecil yang diulang setiap hari. Kayak cara memulai tulisan yang terlalu lama, kebiasaan berpindah fokus, atau kebiasaan mengerjakan banyak hal sekaligus.

Yes, semua memang terlihat wajar saat dilakukan. Dampaknya memang enggak langsung kerasa. Tapi seiring waktu, progres menulis melambat. Bukan karena bebannya bertambah, tapi karena cara kerjanya kurang rapi.

Lalu, kebiasaan seperti apakah yang bisa bikin seorang penulis online turun produktivitasnya? Di antaranya adalah di bawah ini. Yuk, cek siapa tahu kamu juga masih punya kebiasaan-kebiasaan ini.

1. Nunggu Mood Dulu Baru Nulis

Banyak penulis online merasa harus nunggu mood dulu sebelum mulai nulis. Padahal, mood itu jarang datang sendiri. Justru biasanya mood muncul setelah beberapa kalimat pertama ditulis. Kalau terus menunggu mood, hari bisa habis tanpa satu paragraf pun jadi.

Lama-lama, menulis terasa seperti beban berat. Setiap buka laptop, yang muncul malah rasa malas. Akhirnya otak mengasosiasikan nulis dengan tekanan.

Padahal sebenarnya yang bikin berat bukan tulisannya, tapi kebiasaan menunda itu sendiri. Disiplin kecil jauh lebih berguna daripada menunggu perasaan ideal.

Baca juga: Platform Favorit Tempat Cari Job Penulis Online

2. Kebanyakan Riset, Kurang Eksekusi

Riset memang penting, tapi sering jadi jebakan. Awalnya cuma mau cari gambaran umum. Lalu berlanjut ke buka banyak tab. Setelah itu merasa “belum siap nulis”. Padahal data yang dikumpulkan sudah lebih dari cukup.

Artikel tetap enggak jalan karena enggak pernah masuk tahap menulis. Riset yang berlebihan bikin otak capek sebelum kerja utama dimulai. Akhirnya energi habis duluan. Riset seharusnya membantu tulisan, bukan menggantikannya.

3. Ngedit Sambil Nulis

Ini kebiasaan penulis online yang kelihatannya rapi, tapi diam-diam melelahkan. Baru satu kalimat, langsung dicek ulang. Dihapus, diganti, dipoles. Alur berpikir jadi putus terus. Otak enggak pernah benar-benar mengalir. Menulis jadi terasa tersendat dan lambat.

Padahal draf awal memang enggak perlu bagus. Tugasnya cuma ada. Edit seharusnya kerja tahap kedua, bukan dikerjakan bersamaan.

4. Multitasking Berlebihan

Penulis online sering nulis sambil buka chat, notifikasi, atau media sosial. Kelihatannya sepele, tapi dampaknya besar. Fokus jadi terpecah. Setiap kali pindah layar, otak butuh waktu untuk balik konsentrasi.

Akibatnya, satu artikel bisa molor jauh lebih lama. Bukan karena susah, tapi karena sering terputus. Multitasking bikin otak cepat lelah. Setelah itu muncul rasa capek padahal hasilnya sedikit. Ini yang bikin produktivitas terasa rendah.

5. Enggak Punya Jam Kerja yang Jelas

Kerja fleksibel sering disalahartikan sebagai kerja semaunya. Hari ini nulis dikit, besok hampir enggak sama sekali, lalu lusa panik karena deadline. Pola ini bikin stres berulang. Tubuh dan otak enggak punya ritme yang jelas.

Akhirnya menulis terasa selalu dikejar-kejar. Padahal kalau ada jam khusus, walau singkat, kerja jadi lebih ringan. Konsistensi lebih penting daripada durasi panjang tapi jarang.

6. Terlalu Perfeksionis

Setiap penulis online selalu ingin tulisannya rapi dan enak dibaca. Ya pastinya ini niat baik kan? Tapi jangan salah, kadang hal ini juga jadi penghambat.

Setiap kata dipikirkan terlalu lama karena takut salah, takut jelek, takut enggak sesuai ekspektasi klien atau pembaca. Akhirnya tulisan jalan sangat pelan. Bahkan kadang berhenti sama sekali. Draf awal seharusnya tempat bebas salah. Kesempurnaan itu urusan belakangan.

7. Mengabaikan Kondisi Tubuh

Penulis online sering lupa bahwa tubuh ikut bekerja. Kurang minum, duduk terlalu lama, atau memaksa nulis saat mata dan tangan sudah capek.

Awalnya masih bisa dipaksakan, tapi lama-lama produktivitas turun. Konsentrasi gampang buyar. Emosi jadi lebih sensitif. Menulis terasa berat tanpa alasan jelas. Padahal sering kali penyebabnya fisik, bukan mental. Menjaga tubuh itu bagian dari menjaga kualitas tulisan.

8. Terlalu Sering Membandingkan Diri dengan Penulis Lain

Melihat orang lain terlihat produktif dan sukses. Artikel mereka banyak, kliennya besar, jadwalnya padat. Tanpa sadar, hal ini bikin minder. Fokus jadi pindah dari kerja sendiri ke pencapaian orang lain. 

Akhirnya semangat turun. Menulis jadi terasa enggak ada artinya. Padahal setiap penulis punya fase dan ritmenya masing-masing. Perbandingan yang terus-menerus hanya menguras energi. Produktivitas turun karena mental sudah capek duluan.

9. Enggak Punya Target yang Realistis

Target terlalu tinggi bikin cepat lelah. Target terlalu kabur bikin bingung mau mulai dari mana.

Dua-duanya sama-sama bermasalah. Tanpa target yang masuk akal, kerja terasa enggak pernah cukup. Sudah nulis banyak, tapi tetap merasa kurang. Yang kayak gini memang bikin frustrasi. 

Akhirnya motivasi turun. Target seharusnya membantu bergerak, bukan menekan. Sedikit tapi jelas jauh lebih efektif.

10. Menunda Pekerjaan Kecil

Hal kecil sering dianggap enggak penting. Padahal justru itu pintu masuk kerja besar. Menunda bikin outline. Menunda buka dokumen. Menunda menentukan judul. Lama-lama semuanya terasa berat. 

Padahal kalau satu langkah kecil dilakukan, biasanya langkah berikutnya jadi lebih mudah. Menunda hal kecil itu seperti menahan napas tanpa sadar. Lama-lama bikin sesak. Mulai dari yang paling ringan sering kali jadi kunci produktivitas.

Baca juga: Langkah Membuat Struktur Artikel yang Menarik Agar Mudah Dibaca dan Dibagikan

Penulis online sering enggak menyadari bahwa turunnya produktivitas bukan selalu soal beban kerja atau kemampuan menulis. Lebih sering, penyebabnya ada di kebiasaan kecil yang dibiarkan berulang. Saat kebiasaan ini dikenali, proses menulis biasanya jadi lebih ringan dan terukur, ritme kerja lebih rapi, energi juga lebih terjaga. Hasil tulisan pun terasa lebih konsisten tanpa harus memaksa diri.

Jika kamu ingin membenahi pola kerja menulis, merapikan proses kreatif, atau butuh pendampingan untuk menulis buku maupun artikel/blog, kamu bisa lanjut ke sesi konsultasi. Klik di sini untuk booking.


0 comments

Apa pendapat Anda?